5 Nasehat Imam Ali (oleh ustad asep supriatna, islamic inspirator)

Dalam sebuah kesempatan, Khalifah Ali bin Abi Thalib pernah berkhutbah di hadapan kaum Muslim Kuffah:

“Wahai manusia, orang yang pura-pura fakir maka ia akan menjadi fakir. Siapa saja yang diberi usia maka ia akan diuji. Siapa yang tidak menyiapkan dirinya untuk menghadapi bencana ketika ia diuji maka ia tidak akan bersabar. Siapa yang bisa menguasai dirinya maka ia akan beruntung. Siapa yang bermusyawarah maka tidak akan menyesal.” (Diriwayatkan oleh Baihaqi dari Abi Wail)

Sahabat, mari perhatikan dan simak nasihat Imam Ali ini. Minimal ada 5 (lima) hal yang bisa kita petik dari kutipan Khutbah beliau.

Pertama, hati-hati dengan kepura-puraan dalam keburukan, hal itu bisa menjadi kenyataan. Beliau menasihatkan, “Orang yang berpura-pura fakir (miskin), maka ia akan menjadi fakir.” Jadi, kalau kita berpura-pura miskin, kita akan jadi miskin. Kalau kita berpura-pura tidak mampu, maka akan menjadi tidak mampu. Maka, berhati-hatilah dari kepura-puraan dalam hal yang negatif.

Kedua, hidup itu pasti akan diuji. Imam Ali menasihatkan, “Siapa saja yang diberi usia, maka ia akan diuji.” Itu artinya, selama kita hidup, selama itu pula ujian akan diberi. Tak ada kehidupan bila tidak ada ujian. Maka, tak perlu khawatir dengan ujian, karena itu bagian tak terpisahkan dari kehidupan. Bersiaplah diuji ketika kita hidup. Kalau tidak mau diuji, itu tandanya kita tak mau hidup.

Ketiga, bersiap diri untuk ujian yang diberikan. Imam Ali menasihatkan, “Siapa yang tidak menyiapkan dirinya untuk menghadapi bencana ketika ia diuji, maka ia tidak akan bersabar.” Menjadi pengingat bagi kita bahwa setiap ujian itu perlu kesabaran karena ujian itu bisa jadi datang dalam bentuk bencana atau kesakitan. Ketika kita tidak mempersiapkan diri untuk diuji, biasanya kita menjadi tidak bersabar ketika ujiannya datang. Maka, bersiap-siaplah dengan ujian.

Keempat, kita akan beruntung ketika kita mampu menguasai diri kita. Imam Ali menasihatkan, “Siapa yang bisa menguasai dirinya, maka ia akan beruntung.” Ini menandakan bahwa keberuntungan seseorang akan datang ketika ia mampu menguasai dirinya sendiri. Karena memang ketika kita bisa menguasai diri kita, kita akan bisa menjaga lisan kita. Ketika kita mampu menguasai diri kita, kita akan mampu menjaga sikap dan perbuatan kita. Termasuk ketika kita menguasai diri kita, kita akan mampu untuk menjaga pilihan-pilihan kita. Dari situlah kebertuntungan akan datang.

Kelima, bermusyawarahlah agar tidak menyesal. Musyawarah adalah bagian mu’amalah seorang Muslim ketika menyelesaikan persoalan dan perdebatan. Musyawarah menjadi solusi untuk mempertemukan perbedaan. Musyawarah menjadi pilihan tepat untuk mendapatkan jawaban terbaik dalam hidup kita. Makanya, kalau kita punya persoalan lalu kita bermusyawarah, kita tidak akan merugi. Imam Ali menasihatkan, “Siapa yang bermusyawarah maka tidak akan menyesal.”

Semoga lima nasihat Imam Ali di atas bermanfaat untuk perubahan hidup kita, sehingga kita menjadi pribadi yang lebih baik. Nasihat Imam Ali juga bisa dibaca di beberapa artikel sebelumnya: “Bekal Terbaik“, “Kematian itu Dekat“, juga “Cinta itu Tak Cukup di Lisan Saja“.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "5 Nasehat Imam Ali (oleh ustad asep supriatna, islamic inspirator) "

Posting Komentar